
Pengantar – Kenapa Banyak Orang Tertarik Beli Saham Luar Negeri?
Pernah nggak sih, kamu ngerasa penasaran gimana caranya orang-orang bisa beli saham Apple, Amazon, atau Tesla—padahal mereka tinggal di Indonesia? Tenang, kamu nggak sendirian. Banyak banget investor Indonesia yang mulai melirik pasar global. Kenapa? Karena mereka pengen cuan lebih besar, cari peluang baru, dan… ya, bosen aja sama pilihan yang itu-itu aja di BEI.
Potensi cuan dari raksasa dunia seperti Apple, Tesla, dll
Kamu pasti sering dengar, “Wah, kalau dulu beli saham Apple waktu iPhone pertama rilis, sekarang udah kaya raya tuh!” Itu bukan sekadar mitos. Data historis menunjukkan, saham-saham seperti Apple, Microsoft, dan Tesla telah mengalami kenaikan nilai yang luar biasa dalam 10–15 tahun terakhir. Saham Apple misalnya, dalam 10 tahun terakhir udah naik ribuan persen. Gila, kan?
Bandingkan dengan IHSG yang pertumbuhannya cenderung datar atau bahkan fluktuatif ekstrem. Jadi wajar kalau banyak yang merasa saham luar negeri lebih menjanjikan dari segi return jangka panjang.
Diversifikasi risiko investasi
Selain karena potensi keuntungan, banyak yang beli saham luar negeri buat diversifikasi. Ini penting banget. Bayangkan kalau semua aset kamu ada di satu negara, lalu ekonomi negara itu bermasalah. Waduh, bisa ambyar semua. Dengan menaruh sebagian investasi di luar negeri, kamu bisa menyebar risiko. Jadi kalau pasar Indonesia lesu, ada kemungkinan pasar AS atau Eropa lagi bagus.
Kurangnya peluang optimal di pasar lokal
Nggak bermaksud menyepelekan saham lokal, ya. Tapi faktanya, jumlah perusahaan yang benar-benar berkualitas dan konsisten profit di BEI cukup terbatas. Seringkali investor pemula bingung: “Mau beli saham apa lagi ya yang bagus?” Di sisi lain, pasar global menyediakan ribuan pilihan dengan laporan keuangan transparan, inovasi teknologi, dan pertumbuhan luar biasa.
Intinya, beli saham luar negeri bukan sekadar tren. Ini soal ngambil langkah strategis untuk masa depan finansial yang lebih cerah.
Apa Itu Saham Luar Negeri dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Sebelum masuk ke teknis beli saham luar negeri, kita perlu paham dulu nih, sebenernya “saham luar negeri” itu apa sih? Dan cara kerjanya sama nggak sih dengan saham lokal?
Definisi simpel dan perbedaannya dengan saham lokal
Saham luar negeri itu ya… saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang terdaftar di bursa efek luar negeri. Contohnya Apple (AAPL) yang terdaftar di NASDAQ, atau Toyota di Bursa Tokyo. Sama seperti saham lokal yang kamu beli di Bursa Efek Indonesia (BEI), kamu juga bisa punya “sepotong” perusahaan itu dan ikut dapat untung dari kinerjanya.
Perbedaannya? Lokasi dan regulasi. Saham luar negeri tunduk pada hukum dan regulasi pasar modal negara asal. Jadi jangan harap OJK bisa bantu kalau ada masalah. Makanya, penting banget pilih broker terpercaya (nanti dibahas ya).
Bagaimana saham luar negeri diperdagangkan?
Saham luar negeri diperdagangkan melalui berbagai bursa efek besar seperti NASDAQ, NYSE (Amerika), TSE (Jepang), atau LSE (Inggris). Jam buka pasarnya pun beda-beda, sesuai zona waktu. Jadi kadang kamu harus begadang kalau mau trading langsung.
Tapi tenang, sekarang banyak platform yang memungkinkan kamu beli saham luar negeri bahkan saat kamu tidur. Dengan sistem order otomatis dan antarmuka yang user-friendly, kamu bisa investasi global cukup lewat HP.
Faktor-faktor yang memengaruhi harga saham luar negeri
Harga saham luar negeri bisa dipengaruhi oleh banyak hal. Mulai dari performa perusahaan, data ekonomi, hingga kebijakan pemerintah negara tersebut. Misalnya, ketika The Fed naikin suku bunga, saham teknologi di AS bisa langsung drop. Atau ketika ada perang dagang, saham-saham manufaktur bisa terpukul.
Jadi, penting banget buat terus update berita global kalau kamu pengen serius investasi di luar negeri. Jangan sampai beli cuma karena “lagi viral”.
5 Cara Beli Saham Luar Negeri dari Indonesia
Nah, ini dia bagian yang paling kamu tunggu. Gimana sih, caranya beli saham luar negeri dari Indonesia? Tenang, ada banyak cara legal dan aman kok. Yuk kita bahas satu-satu.
1. Menggunakan aplikasi broker internasional (eToro, Interactive Brokers)
Cara paling umum adalah pakai aplikasi broker internasional. Dua yang paling populer di kalangan investor Indonesia adalah eToro dan Interactive Brokers. Keunggulannya? Akses langsung ke ratusan bursa dunia, biaya kompetitif, dan UI yang relatif mudah dipahami.
Kamu cukup daftar secara online, verifikasi identitas, lalu setor dana via transfer internasional. Setelah itu, tinggal cari saham yang kamu mau beli, klik “buy”, dan selesai.
Tapi ingat, pastikan kamu paham soal biaya-biaya tambahan, konversi mata uang, dan pajak luar negeri. Jangan asal klik beli!
2. Lewat broker lokal yang punya akses global
Kalau kamu nggak nyaman setor dana ke luar negeri, ada alternatif lain: pakai broker lokal yang punya akses ke pasar saham global. Beberapa sekuritas Indonesia sekarang sudah bekerja sama dengan broker internasional atau bahkan menyediakan layanan pembelian saham luar negeri secara langsung.
Contohnya? Mirae Asset Sekuritas, Mandiri Sekuritas (lewat Mandiri Global Wealth), atau CGS-CIMB. Mereka ini umumnya melayani nasabah high-net-worth, tapi mulai ada juga opsi buat investor ritel. Keunggulannya? Kamu bisa setor dana rupiah ke rekening lokal dan tetap bisa beli saham luar seperti Amazon atau Google.
Kekurangannya adalah kadang biaya lebih tinggi dibanding aplikasi internasional, dan pilihan saham yang tersedia bisa terbatas. Tapi dari sisi kenyamanan dan keamanan dana, ini opsi menarik buat kamu yang pengen “main aman”.
3. Investasi melalui Reksadana Global atau ETF
Nah, ini cara yang cocok buat kamu yang pengen cuan dari saham luar negeri tapi nggak mau ribet milih saham satu per satu. Kamu bisa beli reksadana global atau ETF (Exchange Traded Fund) yang isinya saham-saham luar negeri. Bisa lewat aplikasi seperti Bibit, Bareksa, Ajaib, atau Pluang.
Misalnya, kamu bisa beli reksadana indeks S&P 500 yang mencerminkan performa 500 perusahaan terbesar di AS. Atau ETF yang fokus ke saham teknologi dunia. Simple banget, kan?
Modal awalnya pun kecil, mulai dari Rp10 ribuan. Cuma ya itu, kamu nggak bisa pilih saham sendiri. Dan biasanya, ada biaya pengelolaan (management fee) yang dipotong dari hasil investasimu.
4. Gunakan platform digital berbasis aplikasi
Tahun-tahun terakhir ini makin banyak platform digital yang bantu investor Indonesia beli saham luar negeri dengan mudah. Aplikasi seperti Pluang, Stockbit, Ajaib (khusus ETF global), dan GoTrade menyediakan layanan ini. Semua bisa diakses dari HP kamu, cukup verifikasi e-KTP, dan udah bisa mulai investasi.
Kelebihannya jelas: gampang, cepat, dan user-friendly banget buat pemula. Bahkan beberapa aplikasi bisa beli saham fraksional, alias beli sebagian saham. Misal, kamu mau beli Apple tapi cuma punya Rp100 ribu? Bisa! Kamu nggak harus beli 1 lot penuh.
Tapi perhatikan legalitas dan lisensi dari aplikasi tersebut, ya. Pastikan mereka sudah terdaftar di Bappebti atau diawasi oleh lembaga luar negeri yang kredibel (seperti SEC atau FCA UK).
5. Buka akun di bursa luar lewat perantara legal
Cara yang satu ini lebih teknikal dan biasanya dipakai oleh investor yang udah cukup serius. Kamu bisa buka akun langsung di bursa luar negeri lewat perantara seperti Interactive Brokers atau Saxo Bank. Mereka ini broker global yang udah berdiri puluhan tahun dan punya regulasi ketat.
Kelebihannya? Akses tak terbatas ke berbagai bursa, bisa beli saham, obligasi, derivatif, bahkan kripto. Tapi… proses pembukaan akun lebih rumit, setoran minimum lebih tinggi (bisa sampai $2.000), dan semua transaksi dalam USD atau mata uang asing lainnya.
Ini cocok buat kamu yang udah paham betul dunia investasi dan punya modal lumayan. Tapi kalau kamu baru mulai, mending ambil opsi yang lebih simpel dulu.
Tips Penting Sebelum Kamu Mulai Beli Saham Luar Negeri
Jangan asal beli saham luar negeri hanya karena tren atau ikut-ikutan influencer di media sosial. Ada beberapa hal krusial yang perlu kamu cek sebelum terjun ke pasar global.
Cek regulasi dan legalitas platform
Hal pertama dan paling penting adalah memastikan bahwa platform atau broker yang kamu pakai legal dan teregulasi. Cek apakah mereka punya lisensi dari otoritas seperti SEC (AS), FCA (UK), atau ASIC (Australia). Kalau kamu pakai aplikasi lokal, pastikan dia terdaftar di OJK atau Bappebti.
Kenapa ini penting? Karena kamu akan menaruh dana dalam jumlah besar di sana. Jangan sampai kena scam atau platformnya tiba-tiba ditutup tanpa kabar.
Pahami pajak atas dividen & capital gain
Setiap keuntungan dari investasi—baik berupa dividen atau penjualan saham (capital gain)—akan dikenakan pajak. Di beberapa negara, pajak dividen dipotong langsung oleh pemerintah negara asal. Contohnya, dividen saham AS dikenai pajak 30%, tapi Indonesia punya perjanjian pajak yang menurunkannya jadi 15%.
Kamu juga wajib lapor penghasilan dari saham luar negeri ke SPT Tahunan. Jadi meskipun kamu belum menjual saham, kalau dapat dividen tetap harus dilaporkan.
Kuasai risiko fluktuasi nilai tukar mata uang
Kamu beli saham dalam USD, tapi hidup di Indonesia dan pegang rupiah. Nah, kalau kurs dolar naik, nilai investasi kamu bisa bertambah meski harga saham stagnan. Tapi sebaliknya, kalau rupiah menguat, keuntungan kamu bisa tergerus.
Itu sebabnya, kamu perlu paham bahwa fluktuasi nilai tukar adalah risiko tambahan saat investasi di luar negeri. Jangan cuma lihat grafik harga saham doang, tapi perhatiin juga kurs USD-IDR.
Daftar Broker Internasional Terpercaya yang Bisa Diakses dari Indonesia
Biar nggak bingung pilih broker, nih ada beberapa rekomendasi platform yang sudah terbukti aman dan bisa dipakai dari Indonesia.
Review singkat eToro
eToro dikenal sebagai platform “social trading”. Jadi kamu bisa lihat portofolio investor lain, bahkan copy strategi mereka. Buat pemula, fitur ini cukup membantu. eToro juga sudah teregulasi di Inggris, Eropa, dan Australia.
Minimum depositnya $200, dan kamu bisa beli saham fraksional. UI-nya juga sangat user-friendly. Tapi hati-hati, spread dan fee bisa sedikit lebih tinggi dibanding broker lain.
Keunggulan Interactive Brokers
Kalau kamu lebih serius dan ingin akses ke berbagai produk investasi global, Interactive Brokers (IBKR) adalah pilihan ideal. IBKR cocok buat investor berpengalaman atau bahkan profesional. Platform-nya sangat lengkap, bisa trading saham, ETF, options, forex, dan lainnya.
Fee sangat kompetitif, bahkan bisa dibilang salah satu yang terendah. Tapi, UI-nya cenderung kompleks, jadi butuh waktu untuk belajar. Kabar baiknya, sekarang sudah ada versi IBKR Lite yang lebih ramah untuk pemula.
Alternatif lain: TD Ameritrade, Charles Schwab
Dua nama besar lainnya adalah TD Ameritrade dan Charles Schwab. Keduanya berasal dari Amerika Serikat dan sangat kredibel. Mereka punya layanan customer support yang solid, edukasi lengkap, dan keamanan tinggi.
Sayangnya, proses pembukaan akun dari Indonesia bisa lebih rumit, dan beberapa layanan terbatas karena regulasi FATCA. Tapi buat investor jangka panjang, ini adalah opsi top-tier.
Bagaimana Cara Menyetor Dana ke Broker Luar Negeri?
Setelah memilih platform atau broker, langkah berikutnya adalah menyetor dana. Kedengarannya gampang, tapi ini bagian yang sering bikin bingung, terutama soal biaya transfer dan keamanan.
Gunakan transfer bank internasional
Cara paling klasik dan umum adalah menggunakan wire transfer melalui bank. Kamu tinggal ke teller atau pakai internet banking, lalu transfer USD ke rekening broker luar negeri. Tapi… biayanya bisa mahal, lho.
Rata-rata bank lokal mengenakan biaya Rp300 ribu–Rp500 ribu per transaksi. Belum termasuk biaya konversi mata uang dan potongan dari bank koresponden di luar negeri. Jadi, transfer USD 500 pun bisa kepotong jadi USD 470-an di akun broker.
Kalau kamu investor jangka panjang, ini mungkin nggak masalah. Tapi kalau modal terbatas, kamu perlu solusi yang lebih efisien.
Alternatif via Wise, PayPal, atau kartu debit
Nah, di sinilah layanan seperti Wise (dulu TransferWise), PayPal, atau penggunaan kartu debit berlogo Visa/Mastercard bisa jadi solusi. Wise memungkinkan kamu mengirim uang ke luar negeri dengan biaya jauh lebih murah dan kurs yang lebih kompetitif dibanding bank tradisional.
Beberapa broker juga menerima top-up via kartu debit/kredit internasional. Tapi, waspadai biaya tambahan dan batas harian. Sementara itu, PayPal lebih jarang digunakan karena ada batasan regional dan fee tinggi. Tapi untuk jumlah kecil, kadang masih masuk akal.
Tips hemat biaya transfer
- Transfer dalam jumlah besar sekaligus agar lebih efisien.
- Gunakan platform yang mendukung deposit lokal (seperti GoTrade).
- Hindari transfer hari Jumat sore atau menjelang hari libur, karena proses bisa tertunda.
Pilih metode yang paling nyaman dan cocok dengan profil keuanganmu. Yang penting, pastikan nama pemilik akun bank dan akun broker sama persis agar nggak ditolak.
Temukan layanan pembersihan dan perawatan cerobong terbaik di Indonesia melalui Star Enterprises Chimney, penyedia profesional berpengalaman.
Tips Memilih Saham Luar Negeri yang Cocok Buat Investor Pemula
Udah punya akun dan dana siap? Sekarang bagian paling seru: milih saham. Tapi jangan asal pilih, ya. Ini bukan game tebak-tebakan. Kamu butuh strategi dan pendekatan yang realistis, apalagi kalau masih pemula.
Fokus pada perusahaan blue chip
Blue chip itu istilah buat perusahaan besar yang udah terbukti stabil dan menguntungkan selama puluhan tahun. Contohnya? Apple, Microsoft, Johnson & Johnson, Coca-Cola, dan sebagainya.
Kenapa ini penting? Karena saham jenis ini relatif lebih tahan banting saat pasar gonjang-ganjing. Cocok buat kamu yang ingin cuan jangka panjang dan tidur nyenyak tanpa stres mikirin grafik naik-turun tiap hari.
Mulailah dengan 5–10 saham blue chip dari berbagai sektor. Dengan begitu, portofolio kamu tetap terdiversifikasi.
Perhatikan laporan keuangan & analisis fundamental
Gampangnya, lihat apakah perusahaan tersebut masih profit atau tidak. Cek revenue, net income, EPS (Earnings per Share), dan cash flow. Situs seperti Yahoo Finance atau Morningstar bisa bantu kamu bandingkan data keuangan antar perusahaan.
Kamu juga bisa pakai rasio-rasio penting seperti P/E ratio, ROE, dan debt-to-equity untuk tahu apakah valuasi sahamnya masih masuk akal atau udah kemahalan.
Jangan tergoda cuma karena sahamnya viral di TikTok atau X. Investasi bukan soal tren sesaat, tapi tentang memahami bisnis jangka panjang.
Pahami sektor industri dan potensi jangka panjang
Setiap sektor punya siklus sendiri. Misalnya, teknologi bisa melesat saat tren AI dan digitalisasi, sementara energi terbarukan naik daun karena isu perubahan iklim.
Pilihlah saham dari sektor yang kamu pahami dan percaya akan tumbuh di masa depan. Jangan ragu buat belajar. Banyak sumber gratis, dari YouTube sampai webinar resmi dari broker.
Risiko Investasi Saham Luar Negeri yang Sering Diabaikan
Investasi memang bisa mendatangkan cuan, tapi jangan tutup mata terhadap risiko. Banyak investor pemula hanya fokus ke peluang tanpa siap menghadapi tantangan.
Risiko politik & ekonomi negara asal saham
Bayangin kamu pegang saham perusahaan di Tiongkok, lalu ada kebijakan ketat dari pemerintah soal teknologi atau ekspor. Nilai saham bisa jeblok hanya karena keputusan politik. Hal ini juga berlaku di Amerika, Eropa, atau negara lain.
Itu sebabnya penting untuk terus update berita internasional, dan jangan hanya fokus pada satu negara. Diversifikasi juga berarti sebar ke beberapa negara, bukan hanya beberapa saham.
Biaya tersembunyi dan konversi mata uang
Beberapa broker internasional punya biaya-biaya kecil yang lama-lama jadi besar. Misalnya, biaya penyimpanan tahunan, fee inaktivitas, atau konversi mata uang saat beli/jual.
Baca detail terms & conditions dari broker pilihanmu. Jangan malas baca fine print. Semakin kamu tahu dari awal, semakin sedikit kejutan tak menyenangkan di masa depan.
Overconfidence karena “nama besar”
Kadang kita mikir, “Ah, ini Apple. Mana mungkin rugi.” Eits, tunggu dulu. Saham perusahaan besar pun bisa jatuh. Bahkan Meta (Facebook) pernah turun lebih dari 60% di tahun 2022.
Penting buat tetap punya prinsip dasar investasi: jangan menaruh semua telur di satu keranjang. Nama besar bukan jaminan cuan terus-menerus.
Pajak atas Saham Luar Negeri untuk Investor Indonesia
Topik ini sering banget dilupakan padahal penting. Pajak bisa menggerus keuntungan kamu kalau nggak paham aturannya.
Pajak dividen dan capital gain
Saat kamu terima dividen dari saham luar negeri, biasanya udah langsung dipotong pajak oleh negara asal. Misalnya saham AS, akan kena potongan 15% (dari semula 30% karena Indonesia punya perjanjian pajak ganda).
Capital gain alias keuntungan dari jual saham juga wajib kamu laporkan di SPT. Meski nggak ada potongan otomatis, tetap harus dicatat dan dibayar sendiri sesuai ketentuan pajak Indonesia.
Kewajiban pelaporan SPT Tahunan
Setiap investasi luar negeri WAJIB dilaporkan di SPT Tahunan sebagai aset luar negeri. Caranya? Masukkan di kolom “harta” dengan nilai berdasarkan kurs akhir tahun.
Kalau kamu dapat dividen atau jual saham, masukkan juga sebagai “penghasilan lain-lain”. Jangan sampai kena sanksi karena nggak lapor.
Cara menghitung dan membayar pajak secara benar
- Pakai kurs resmi dari Direktorat Jenderal Pajak.
- Gunakan e-Filing untuk pelaporan lebih mudah.
- Simpan bukti transaksi untuk jaga-jaga saat audit.
Kalau bingung, kamu bisa konsultasi ke konsultan pajak atau ikut kelas pajak online yang banyak tersedia sekarang.
Studi Kasus: Gimana Seorang Investor Indonesia Bisa Cuan dari Saham Apple
Biar makin kebayang, yuk kita lihat kisah nyata seorang investor Indonesia yang sukses cuan dari saham luar negeri.
Kronologi pembelian dan pertumbuhan nilai investasi
Namanya Arif, usia 31 tahun. Tahun 2017, dia beli saham Apple senilai USD 1.000 lewat Interactive Brokers. Saat itu harga per lembar sekitar USD 38 (setelah stock split). Artinya, dia pegang sekitar 26 lembar.
Tahun 2024, harga saham Apple tembus USD 200. Total nilainya jadi USD 5.200. Dalam 7 tahun, investasinya naik lebih dari 400%. Belum termasuk dividen tahunan yang dia reinvestasikan.
Tantangan selama proses
Arif cerita bahwa tantangan terbesarnya adalah saat nilai tukar USD-IDR melemah, serta saat pandemi COVID-19 yang bikin pasar anjlok. Tapi dia tetap hold dan rajin nambah saham tiap ada koreksi.
Insight dan tips dari pengalaman tersebut
Menurut Arif, kunci suksesnya ada di:
- Konsistensi investasi
- Nggak panik saat market drop
- Fokus jangka panjang, bukan trading harian
Kesimpulan: Siap Beli Saham Luar Negeri Hari Ini?
Nah, setelah bahas dari A sampai Z, sekarang giliran kamu. Masih mau jadi penonton atau siap jadi pemain di panggung global?
Beli saham luar negeri dari Indonesia sekarang lebih mudah dari sebelumnya. Tinggal pilih cara yang paling cocok: lewat aplikasi internasional, reksadana global, atau broker lokal yang punya akses ke luar negeri.
Tapi ingat, investasi bukan sekadar tren. Ini soal strategi jangka panjang. Jadi lakukan riset, paham risiko, dan kelola ekspektasi.
Selamat mencoba, dan semoga portofoliomu makin beragam dan cuan maksimal!
FAQ (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
1. Apakah beli saham luar negeri legal di Indonesia?
Iya, legal selama melalui platform/broker yang teregulasi dan dana yang digunakan jelas asal-usulnya.
2. Berapa minimal dana yang dibutuhkan?
Tergantung platform. Di aplikasi seperti GoTrade atau eToro, kamu bisa mulai dari Rp100.000.
3. Apakah aman menyimpan dana di broker asing?
Aman selama kamu pakai broker teregulasi seperti eToro, IBKR, atau TD Ameritrade.
4. Bagaimana cara mencairkan hasil jual saham luar negeri?
Prosesnya mirip jual beli saham lokal. Setelah dijual, dana masuk ke akun broker, lalu bisa kamu tarik ke rekening pribadi.
5. Apakah harus lapor pajak walau belum jual saham?
Kalau hanya pegang saham, cukup lapor sebagai aset di SPT. Tapi kalau dapat dividen, wajib lapor sebagai penghasilan.